Mungkin anda pernah membaca Buku dan mendengar Kota Pompeii. Kota Pompeii terletak digaris laut Mediterania dekat kota Naples (Neapolis) di Italia Selatan. Pompei adalah kota besar dan ramai Pada Masa pemerintahan Kaisar Romawi Neron. Kota ini termasuk daerah koloni orang-orang Romawi yang dihuni oleh 20.000 jiwa dan 40 persen dari kalangan budak. Kala Itu Pompeii adalah kota yang makmur dan tempat pesiar di musim panas yang dilengkapi villa-villa, kuil atau candi, gedung-gedung teater atau pertunjukan, pemandian dan arena laga (colisium atau colesseum).
Sekarang ini tidak ada yang tersisa dari kota ini selain berkas peninggalan kuno. Pompeii terletak di bawah Gunung Vasuvius yang memiliki ketinggian 1.200 M dari permukaan laut. Kota pompeii hancur akibat ledakan hebat gunung Vasuvius yang mengubur kota Pompeii dan kota Herkulaneum. Letusan gunung mulai memuntahan lava panas pada siang hari tanggal 24 Agustus 79 M (491 tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad), yang mnyebabkan awan asap berlapis-lapis bagaikan pohon Shanbir yang menutup matahari, merubah siang menjadi gelap yang berkepanjangan. Penduduk kota Pompeii berusaha lari dan mengurung diri di dalam rumah untuk menyelamatkan diri Namun Usaha Mereka sia-sia saja. Hari itu adalah hari raya Dewa Api dalam keyakinan Romawi.
Kota pompeii terkubur lava panas dan material Gunung selama 1668 tahun hingga ditemukan pada tahun 1748 M yaitu bersamaan ditemukannya kota Herkulaneum (herculaneum). Dari penemuan itu berhasil ditemukan korban meninggal dalam keadaan utuh tanpa ada kerusakan bahkan hingga gigi mereka (tetap utuh). Mimik muka yang menyatukan semua korban adalah rasa takut dan rasa terbelalak. Pada satu tempat ditemukan mayat-mayat yang keras membatu. Karena debu-debu lahar yang beracun yang bisa kita anggap sebagai alami-masuk kebagian dalam tubuh yang basah, sehingga menjaga bentuk dan rupa manusia serta binatang sebagaimana adanya.
Dari penemuan ini terungkap bagaimana krakteristik kota yang kaya serta kemakumuran yang dirasakan oleh masyarakatnya pada waktu itu. Banyak orang kaya yang hidup mewah bangga dengan kekayaan mereka. Dikota ini terdapat jaringan (instalasi) air di dalam rumah, kamar mandi umum dan jalan-jalan yang tersusun rapi dengan batu-batu, ada juga pelabuhan laut yang cangih, begitu pula panggung-panggung sandiwara, dan pasar-pasar. Sisa dan jejak peninggalan mereka menunjukkan perhatian mereka terhadap seni dan ukiran (pahatan) dan masyarakat penghuni kota ini adalah warga Romawi kuno dengan semua tingkatan dan status sosial yang termasuk budak
Maksiat Yang Merebak Di dalam sejarahnya para penduduk kota Pompeii gemar dan paling nomor satu dalam hal maksiat. Mereka sering menggelar Perzinaan di rumah-rumah mereka, di jalan-jalan, bahkan hampir setiap rumah adalah rumah pelacuran. Banyak juga para pendatang dari Yunani dan Venesia yang ‘menikmati’ wanita-wanita disana berhubung kota itu juga menjadi pelabuhan yang aman oleh para pelaut. Suatu pertanda bahwa masyarakat itu (Pompeii) adalah masyarakat yang rendah, bahkan lebih rendah dari binatang. Sebelum kota ini hancur terkubur masyarakat diwaktu itu tidak menggubris tanda-tanda akan terjadinya letusan gunung. Mereka tidak ambil dengan goncangan-goncangan kecil manapun goncangan kuat. Tidak pula terhadap awan putih yang menggumpal di atas kawah gunung. Manusia disaat itu tidak belajar dari gempa bumi yang pernah menghancurkan kota mereka 17 tahun sebelumnya. Mereka tidak mengubris seruan kaisar Romawi, Neuron supaya meninggalkan kota.
Berangkali alasan mereka adalah mereka memandang letusan gunung berpai membawa banyak kebaikan. Debu yang dibawa sangat kaya dengan bahan mineral yang bisa menjadi pupuk bagi tanaman mereka sehinga berbuah lebat. Air hujan yang turun kepada mereka dan mengairi tanaman yang disebabkan adanya gunung berapi tersebut yang selalu mendatangkan awan. Banyak tanda dan alamt akan terjadi letusan hebat. Beberpa hari sebelumnya terjadi goncangan hebat (gempa bumi) yang mengerikan sebagian sumur, juga mematikan sumber-sumber mata air sementara anjing-anjing menggonggong sedih atas diamnya burung-burung.
Semua tanda itu tidak di indahkan oleh penduduk kota hingga di waktu dhuha sementara mereka sibuk berdagang dan canda tawa ditengah hari tanggal 24 Agustus 79 M, manusia mendengar hiruk pikuk yang menghebohkan, batu-batu besar terbelah, disusul lahar panas, asap, debu yang terbang tinggi mengarah kelangit kemudian setengah jam berikutnya semuanya jatuh menimpa kepala penduduk kota Ponpeii. Sebagian dari mereka berhasil meyelamatkan diri ke pelabuhan, dan yang lain bersembunyi dirumah-rumah dan gedung. Setelah itu mereka semua berubah menjadi mayat yang membatu. Pada penggalian jejak kota ini ditemukan kurang lebih 2000 mayat. Banyak dari mereka tergencat bebatuan yang berjatuhan menimpa atap-atap rumah dan gedung.
Beberapa jam kemudian lahar panas yang berlimpah ruah mengubur kota tersebut dan membumi hanguskan semua bentuk tanda-tanda kehidupan di sana. Akhirnya kota tersebut terkubur hingga 3 meter oleh lahar panas dan debu. Setelah kejadian semburan batu panas dari Gunung Vesuvius, maka banyak ditemukan mayat-mayat bergelimpangan dan banyak pula yang mati sedang melakukan maksiat (zina), ada juga yang melakukannya dengan sejenis dan bahkan diketahui ada yang masih berusia belia.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga) tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi” (QS. Al-A’raf :96-99)
Allah membinasakan penduduk kota Romawi, Pompeii, karena mereka berbuat aniaya dimuka bumi dan banyak merusak disetiap lini kehidupan. Diantara mereka senang mengadakan pertunjukan pertarungan antara manusia dengan manusia atau dengan binatang buas, yang berakhir hingga matinya salah satu peserta laga.
Sumber Majalh Qiblati edisi 09 magfirahamir
0 comments:
Posting Komentar