Angka kematian bayi di Indonesia saat ini 34 bayi per 1.000 kelahiran. Meski telah turun sejak tahun 1990, angka itu masih tergolong tinggi dan jauh dari pencapaian target pembangunan milenium 2015. Apa saja penyebab utama kematian anak di Indonesia ?
Radang paru akut
Pada tahun 2003 di seluruh dunia terdapat 10,8 juta anak meninggal akibat penyakit pernapasan. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyebab kematian 37 persen bayi baru lahir di Indonesia. Kematian anak akibat radang paru akut amat terkait dengan masalah kemiskinan yang mempengaruhi tingkat gizi dan ketidakmampuan untuk mengakses fasilitas kesehatan. Dengan pembekalan informasi yang benar tentang penyakit ini pada petugas kesehatan dan pemenuhan gizi yang cukup, angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan hingga 42 persen.
Radang paru akut
Pada tahun 2003 di seluruh dunia terdapat 10,8 juta anak meninggal akibat penyakit pernapasan. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyebab kematian 37 persen bayi baru lahir di Indonesia. Kematian anak akibat radang paru akut amat terkait dengan masalah kemiskinan yang mempengaruhi tingkat gizi dan ketidakmampuan untuk mengakses fasilitas kesehatan. Dengan pembekalan informasi yang benar tentang penyakit ini pada petugas kesehatan dan pemenuhan gizi yang cukup, angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan hingga 42 persen.
Diare
Unicef dan WHO memperkirakan 2,5 miliar kasus diare terjadi pada anak balita setiap tahun. Di Indonesia, diare menjadi penyebab utama kematian bayi usia 1 sampai 12 bulan (42 persen) dan anak-anak hingga usia 4 tahun (25 persen). Bayi yang tidak mendapatkan ASI dinyatakan enam kali lipat lebih berisiko kehilangan nyawa akibat diare di usia dua bulan pertama. Kondisi kesehatan dan gizi, serta sanitasi yang memadai memegang peranan penting untuk mencegah diare. Imunisasi perlu dilakukan pada anak guna melawan cacar, rotavirus (penyebab flu usus), serta infeksi usus lain yang dapat menimbulkan diare akut.
Unicef dan WHO memperkirakan 2,5 miliar kasus diare terjadi pada anak balita setiap tahun. Di Indonesia, diare menjadi penyebab utama kematian bayi usia 1 sampai 12 bulan (42 persen) dan anak-anak hingga usia 4 tahun (25 persen). Bayi yang tidak mendapatkan ASI dinyatakan enam kali lipat lebih berisiko kehilangan nyawa akibat diare di usia dua bulan pertama. Kondisi kesehatan dan gizi, serta sanitasi yang memadai memegang peranan penting untuk mencegah diare. Imunisasi perlu dilakukan pada anak guna melawan cacar, rotavirus (penyebab flu usus), serta infeksi usus lain yang dapat menimbulkan diare akut.
Komplikasi bayi baru lahir
Empat juta bayi mengalami komplikasi saat baru lahir dan ironisnya mereka kemudian kehilangan nyawa dalam empat minggu pertama. Di Indonesia 37 persen anak balita mengalami komplikasi pada saat lahir. Tidak dapat disangkal, tenaga dan fasilitas kesehatan yang memadai ditunjang dengan kebersihan lingkungan amat diperlukan calon ibu untuk menjaga kesehatannya agar mampu menurunkan risiko berbahaya bagi dirinya dan sang bayi.
Penyebab lainnya adalah penyakit yang sebenarnya dapat dicegah melalui vaksinasi seperti campak dan TBC. Sementara itu, 50-60 persen kematian bayi dan anak balita terkait dengan masalah kekurangan gizi.
Empat juta bayi mengalami komplikasi saat baru lahir dan ironisnya mereka kemudian kehilangan nyawa dalam empat minggu pertama. Di Indonesia 37 persen anak balita mengalami komplikasi pada saat lahir. Tidak dapat disangkal, tenaga dan fasilitas kesehatan yang memadai ditunjang dengan kebersihan lingkungan amat diperlukan calon ibu untuk menjaga kesehatannya agar mampu menurunkan risiko berbahaya bagi dirinya dan sang bayi.
Sumber : WorldVisionIndonesia
0 comments:
Posting Komentar